KONSEP DASAR MANAJEMEN
- BATASAN MANAJEMEN
Istilah manajemen telah di artikan oleh berbagai pihak dengan
perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan,
ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan
sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar
belakang pekerjaan mereka, meskipun pada kenyataanya bahwa istilah tersebut
memiliki perbedaan makna.
Sebagai bahan perbandingan studi lebih lanjut, berikut ini di
sajikan pendapat para ahli mengenai batasan manajemen yang amat berbeda.
- James A.F Stoner dan Charles Wankel (1986:4) memberikan batasan manajamen sebagai berikut “manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, upaya anggota organisasi dan penggunaan seluruh sumber daya organisasi lainya demi tercapainya tujuan organisasi” menurut Stoner dan Wanked bahwa proses adalah cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan menejemen di atas prosesnya meliputi :
i)
Perencanaan yaitu menetapkan
tujuan dan tindakan yang akan dilakukan
ii)
Pengorganisasian yaitu
mengoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainya yang dibutuhkan
iii)
Kepemimpinan yaitu mengupayakan
agar bawahan bekerja sebaik mungkin
iv)
Pengendalian yaitu memastikan
apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tercapai dilakukan tindankan
perbaikan.
- Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 3) mananjemen adalah suatu usaha yang dilakukan dengan dan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi. Hersey dan Blancahard lebioh menekankan bahwa definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungjkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama.
Maka secara keseluruhana manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian
terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Definisi manajemen di atas mengandung unsur-unsur sebagai berikut :
1. Elemen Sifat
- Manajemen sebagai suatu seni dalah sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan ketrampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
- Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang telah disistematisiskan dan diorganisasikan untuk mencapai kebenaran umum
2. Elemen Fungsi
- Perencanaan adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode tertentu serta tahapan atau langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut
- Pengorganisasian adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaiakan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif
- Pengarahan adalah suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk dan intruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan untuk pencapaian tujuan bersama.
- Pemotivasian adalah suatu proses rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
- Pengendalian atau Pengawasan adalah suatu proses dan rangkaian untuk mengusahakn agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dnegan rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan.
3.Elemen sasaran
- Orang (manusia) yaitu mereka yang telah memnuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsure integral dari organisasi atau badan tempat ia bekerja sama untuk mencapai tujuan.
- Mekanisme kerja adalah tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.
4. Elemen Tujuan yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu
pelaksanaan kegiatan. Dalam arti lus tujuan mengandung hal seperti Objektif,
purpose, Mission,
deadline, standarlard, target, dan quata. Tujuan merupakan rangkaian dalam
proses perencanan, dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian.
- FILSAFAT MANAJEMEN
Pengertian filsafat secara umum adalah ilmu pengetahuan yang
mengkaji hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Moekijat mengemukakan bahwa
filsafat adalah suatu system pemikiran yang menjelaskan gejala tertentu dan
memberikan serangkaian prinsip untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan
dengan pencapaian suatu tujuan tertentu.
Filsafat manajenem adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan
kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan
permasalahan manajeral. Filsafat manajemen memberikan dasar bagi pekerjaan
seorang manajer. Seorang manajer memerlukan kepercayaan dan nilai yang pokok
untuk memberi petunjuk yang sesuai dan dapat dipercaya guna menyelesaiakn
pekerjaan. Filsafat manajemen juga memberikan desaian sehingga seorang manajer
dapat mulai berfikir. Filsafat menejemen amat berguna karena dapat digunakan
untuk memperoleh bantuan dan pengikut.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978) terdapat factor-faktor
dasar dalam filsafat manajemen yang diperlukan dan memiliki hubungan saling
ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan. Factor-faktor tersebut
meliputi hal-hal berikut.
1)
Kepentingan Umum yang artinya
dalam penyelenggaraan suatu organisasi harus terlihat adanya cerminan deskripsi
berbagai kepentingan, baik kepentingan pemilik, manajer, para bawahan, maupun
kpentingan masyarakat lingkungan.
2)
Tujuan usaha adalah perwujudan
aktivitas yang spesifik dari organisasi, baik organisasi yang bertujuan mencari
laba maupun organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Tujuan usaha pada
umumnya dapat dikatagorikan dalam tiga bentuk yaitu tujuan utama, tujuan kedua,
dan tujuan tambahan.
3)
Pimpinan pelaksana adalah
individu yang memberi kepercayaan untuk memimpin suatu usaha dengan
menggunnakan otoritas yang telah diberikan arah kemana organisasi tersebut akan
dikemudiakan.
4)
Kebijakan adalah pernyataan
atau ketentuan umum yang menuntun atau menyalurkan pemikiran menjadi
pengambilan keputusan oleh bawahan, serta memberikan arah kemana organisasi
tersebut akan dikemudikan.
5)
Fungsi adalah aktifitas yang
berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai. Setiap organisasi sebagai mana halnya individu
pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai
6)
Factor dasar adalah
factor-faktor produksi asli atau turunan baik berupa alam, tenaga, modal, serta
pendukungnya yang merupakan elemen yang harus ada dalam penyelenggaraan
organisasi.
C ILMU DAN SENI MANAJEMEN
Manajemen adalah ilmu dan
seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan. Manajemen sebagai suatu
ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang di sistematisasikan atau kesatuan pengetahuan
yang terorganisasi. Batasan di atas sebenarnya terlalu luas dan baru akan
menjadi jelas apabila dapat ditegaskan lebih lanut arti yang detail mengenai
pengetahuan, dan arti tentang sistematis dan organisasi yang digunakan dalam definisi itu. Manajemen sebagai suatu
ilmu dapat pula dilihat sebagai suatu pendekatan terhadap seluruh dunia empiris
yaitu dunia yang terkait oleh factor ruiang dan waktu, dunia yang pada
prinsipnya dapat diamati oleh indra manusia.
Manajemen sebagai suatu ilmu, titik beratnya terletak pada metode
keilmuan. Memang yang mengikat semua ilmu adalah metode ilmu yang digunakan
untuk mensistematisasikan seluruh pengetahuan yang sifatnya masih pragmatis.
Batasan lain tentang ilmu yang dikemukakan oleh goode dan hatt bahwa ilmu
merupakan suatu cara menganalisis yang mengizinkan para ahlinya untuk
menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas yaitu
Apabila……..maka…..dalam hubungan ini diketengahkan bahwa bagaimana sekumpuilan
pengetahuan harus disistematisasikan. Akan tetapi apabila proposisi itu dimulai
dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya.
Berdasarkan batasan yang
telah dikemukakan diatas kalau kita bandingkan, kita akan memperoleh
karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu itu yaitu bersifat
rasional, empiris, umum, dan akumulatif.
1. Bersifat rasional
Rasionala adalah suatu sifat aktifitas berfikir yang ditundikan pada
logika formal dalam mengikuti urutan berfikir silogisme.
2. Bersifat empiris
Dikatakan bersifat empiris karena kesimpulan yang diambil harus
dapat ditundukan pada pemeriksaan atau pada verivikasi indra manusia.
3. bersifat umum
Bersifat umum artinya kebenaran yang dihasilkan sebagai ilmu
tersebut dapat diverifikasikan oleh penijau ilmiah. Objek maupun metodenya
dapat dipelajari dan diikuti secara umum dan dapat diajarkan secara bersama.
4. bersifat akumulatif
Bersifat akumulatif adalah apa yang dipelajari merupakan kelanjutan
dari ilmu yang telah dikembangkan sebelumnya.
Selain itu juga merupakan kumpulan pengetahuan, baik ilmu teoritis
maupun ilmu praktis yang terorganisasi dan bertujuan untuk mencari kemaslhatan.
Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteristik pokok
seperti halnya karakteristik pokok ilmu yang telah didiskripsikan di atas. Demikian
juga, manajemen merupakan suatu ilmu karena dalam manajemen diaplikasikan
langkah-langkah metode ilmiah tertentu. Langkah-langkah metode ilmiah yang
diaplikasikan dalam manajemen tersebut adalah
1. observasi
2. rumusan permasalahan
3. akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
4. generalisasi
5. rumusan hipotesis
6. testing dan verivikasi
Manajemen dikatakan sebagai ilmu sehingga seorang manajemen juga
harus memiliki sikap ilmiah seperti halnya sikap ilmiah yang harus dimiliki
para ilmuan. Sikap ilmiah yang harus dimiliki seorang manajer adalah sebagai
berikut :
1. Objektivitas
Yang dimaksud dengan objektifitas adalah bahwa dalam suatu
peninjauan yang dipentingkan adalah obyeknya
2. Serba Relatif
Serang manajer sebagai ilmuan harus menerima realitas perubahan yang
terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah
mereka miliki. Berlakunya teori yang mereka miliki tidaklah mutlak kebenaranya.
3. Skeptif
Yang dimaksud skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan
yang belum cukup kuat dasar pembuktianya. Bahwa manajer sebagai ilmuan harus
selalu hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaian dan pernyataan
ilmiah.
4. Kesebaran intlektual
Mampu menahan diri dan kuat tidak menyerah kepda tekanan dalam
menyatakan suatu pendirian ilmiah kerena memang belum selesai dan belum lengkap
hasil yang dicapai
5. kesederhanaan
Kesederhanaan dalam dalam sikap ilmiah adalah kesedrhanaan dalam
cara berfikir, cara menyatakan, dan cara pembuktian.
6. tidak memihak kepada etik
Sikap tidak memihak kepada etik adalah bahwa ilmu tidak emiliki
tujuan dan tugas untuk membuat penilaian tentang hal yang baik dan hal yang
buruk, melainkan ilmu meiliki tugas untuk mengemukakan hal-hal yang salah dan
hal-hal yang benar secara nisbi.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam arti formal
yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, darama, patung dan
sebagainya. Dengan demikian bukan berarti bahwa untuk menjdi pemimpin yang baik
harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal harus menguasai
salah satu cabang kesenian seperti menari, menyanyi dan melukis.
Yang dimaksud seni di sini adalah seni dalam pengertian yang lebih
luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, meampuan, serta ketrampilan
dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya
manusia dan sumber daya alam secara efektif dan efesien untuk mencapai tujuan.
Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas jelaslah
bahwa seni dan ilmu terdapat dalam manajemen.
Manajemen dapat dikuasai oleh ilmu dengan lapisan seni yang baik, atau
sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik.
Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.
GR. Terry mengatakan secara esensial seorang manajer adalah seorang
ilmuan dan seorang seniman. Ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun
menurut system yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat dapat
digunakan dalam mengoprasikan pekerjaannya. Pada waktu yang sama manajer harus memberi
ilham, membujuk, bermulut manis, mangajar, dan memikat orang lain berbobot
maupun tidak berbobot untuk memberi pelayanan
yang selaras dan menyumbangkan aktivitas individu dan aktifitas spesifik
mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut tidak dapat dibuat
formulirnya atau dinyatakan sebagai suatu statistic dalam suatu daftar
realisasi. Hal ini didasarkan atas perasaan, naluri, dan dugaan, mengenai
aktifitas yang hendak dilakukan.
- PENTINGNYA TUJUAN DALAM MANAJEMEN
Menyelesaiakan tugas secara efesien dan efektif adalah penting. Akan
tetapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentan g hal-hal yang harus
dilakukan dan memastikan banhwa tugas yang diselesaiakn bergerak kearah tujuan.
Apa yang harus dicapai seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk
mencapainya selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam
manajemen.
Tujuan adalah suatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang; tujuan
merupakan objek atau atas suatu tindakan. Misalnya, berusaha meningkatkan moral
/ semangat dan kegairahan kerja bawahan, mengurangi kemangkiran pada depertemen
tertentu, menghasilkan 10 juta unit produk, memperoleh keuntungan 25% dari
produk yang di pasarkan. ;semuanya adalah tujuan.
Edwin A Locke (1968: 157) berpendapat bahwa Fredrik W. Taylor
menggunakan tujuan yang ditentukan sebagai salah satu teknik utamanya dari
manajemen ilmiah (Scientifeic management). Masing-masing bawahan diberikan
suatu tujuan yang menantang tetapi dapat dicapai, berdasarkan hasil studi gerak
dan waktu (time and motion studi). Meode yang digunakan oleh orang untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan (misalnya alat yang digunakan, prosedur
kerja yang harus dilalui, tahapan dan langkah yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaan) didekrepsikan secara detail.
Locke juga mendiskriipsikan secara hati-hati mengenai sifat dari
proses mental atas penetapan tujuan. Sifat yang secara spesifik dijelaskanya
adalah sepesifikasi tujuan (Goal Spesificity), kesukaran tujuan (Goal
difficulity), dan intensitas tujuan (Goal Intensity). Spesifikasi tujuan adalah
kejelasan dan keteletian diskripsi kuantitatif dari tujuan. Sukarnya tujan
adalah tingkat keahlian atau tingkat prestasi yang dicari. Intensitas tujuan
menyinggung proses penetapan tujuan atau proses penntuan cara mencapainya. Tujuan
manajemen adalah suatu tujuan yang ingin direalisasikan yang menggambarkan
cakupan tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha kepada manajer.
Berdasarkan pengertian di atas, minimum dapat diambil empat elemen pokok, yaitu
;
1. sesuatu yang ingin direalisasikan (Goal)
2. Cakupan (Scope)
3. ketepatan (definiteness) dan
4. pengarahan (direction)
Secara empiris suatu yang direalisasikan termasuk dalam pengertian
tujuan manajemen. Batas yang diilustrasikan untuk suatu organisasi tertentu
dapat mengandung lebih dari satu pernyataan seperti sesuatu yang
direalisasikan. Tujuan manajemen juga mengandung arti ketetapan (definiteness).
Gagasan yang dinyatakan dengan istilah dengan samara-samar, dan arti kembar memiliki
nilai manajemen yang minimum. Untuk mengilustrasikan hal yang demikian, sesuatu
yang ingin direalisasikan, seperti hasilkan sebanyak-banyaknya, menangkan
sebanyak-banyaknya, selesaikan secepat mungkin, merupakan pokok pada
interpretasi yang heterogen dan sering memberikan dampak adanya kekacauan.
Akhirnya, pengarahan (direction) ditujuan oleh tujuan. Hal itu karena pada
umumnya menujukan hasil yang harus direalisaskan dan memisahkan hasilnya dari
berbagai hal yang ingin direalisasikan yang mungkin ada.
Pada umumnya tujuan dapat digolangkan menjadi tiga macam yaitu ;
1.tujuan organisasi secara makro
2. tujuan manajer pada seluruh hierege organisasi, dan
3. tujuan individu
G.R Terry (1975 : 40) mengklasifikasikan tujuan menurut tingkatan
yanga ada dalam suatu organisasi sebagai berikut. Pada hierege organisasi
punjak dan pemberian tujuan untuk seluruh aktifitas merupakan tujuan yang
pokok. Dibawahnya, tetapi erat hubungan dengan tujuan yang pokok adalah tujuan
yang diskripsiakn tujuan kelompok dibawahnya yang dengan cara sama didiskripsikan
dlam tujuan kesatuan dan akhirnya dalam tujuan individu.
E MANAJEMEN,
MANAJER DAN KEPEMIMPIANAN
Batasan manajemen yang telah dideskripsikan dan dijadikan pegangan
dala setudi, selanjunya adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, organisasian,
pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang mekanisme kerja untuk
mencapai tujuan. Berdasarkan definisi tersebut berarti manajer adalah seorang
yang bertindak sebagai perencana, organisasi, pengarah, pemotivasi, serta
pengendali orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
Sedangkan kepemimpinan adalah sikap dan prilaku untuk mempengaruhu
para bawahan agar mereka mampu bekerja sama sehingga dapat bekerja secara
efesien dan efektif. Secara singkat,
kepemimipinan adalah sikap yang harus dimilki oleh perencana, pengorganisasi,
pengarah, pemotivasi, dan poengendali untuk mempengaruhi orang dan mekanisme
kerja guna mencapai tujuan.
James A. F Stoner dan carles Wangkel (1986 : 6-8) mengsepesifikan
secara lengkap tentang manajer sebagai berikut :
1. manajer bekerja dengan dan melalui orang lain (manajer work with
and through oyher people)
Yang dimaksud oeang disini adalah orang bawahan, para penyelia, dan
manajer dalam hierakhi yang sama maupun hierakhi lain dalam organisasi. Orang
juga menyangkut pihak ekstern, orang yang berhubungan langsung dengan
organisasi : pemegang saham (stock holder), pembeli (buyer), pelanggan
(custumer), kreditur (creditor), bank, pemasuk (supplaer) dan sejenisnya.
2. menejer bertanggung jawab dan bertanggung gugat (managers are
responsible and acuntable)
Manajer bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan pekerjaan
tertentu dengan berhasil. Selain itu
menajer biasanya dinilai atas dasar sejauh mana ia mengartur tugas atas
pekerjaan tersebut untuk dilaksanakan. Manajer juga bertanggung jawab atas
aktifitas dan tindakan para bawahan. Berhasil atau tidak para bawahan dalam
melaksanakan tugas dan pekerjaan secara langsung mencerminkan keberhasilan atau
kegagalan manajer yang bersangkutan. Seluruh anggota organisasi, termasuk dari
pihak yang bukan para manajer bertanggung jawab atas tugas dan pekerjaanya. Manajer
lebih dari itu, selaian harus bertanggung jawab dan bertanggung gugat
(mempertanggung jawabkan) atas tugas dan pekerjaan mereka sendiri, ia juga
bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas tugas dan pekerjaan yang dilakukan
orang lain (bawahannya).
Tanggung jawab dalam pengadaan ini adalah kewajiban untuk
melaksanakan yang telah diserahkan kepadanya dengan sebaik-baiknya, sesuai
dengan kemampuanya sedangkan tanggung gugat adalah kewajiban untuk melaksanakan
tanggung jawab dan otoritas menurut setandar pelaksanaan pekerjaan yang telah dikerjakan.
3. manajer menyeimbangkan persaingan tujuan dan menetapkan
perioritas (manager balance competing goals and set prioritas)
Setiap waktu manajer dihadapkan dengan sejumlah tujuan permasalahan,
dan kebutuhan organisasi yang seluruhnya berkompetisi di dapatkan suumber daya
dan waktu menejer. Mengingat sumber daya yang selalu terbatas, setiap manajer
harus mencari kesimbangan diantara berbagai macam tujuan dan kebutuhan.
4. manajer harus berfikir secara analitis dan konseptual (manger
mast think analyti celly)
Agar menjadi pemikir yang analitis, manajer harus mampu memisahkan
suatu permasalahan menjadi komponen, menganalisis komponen tersebut, kemudian
muncul dengan suatu penyelesaian yang mungkin. Selain itu, manajaer harus
menjadi seorang pemikir yang konseptual, maupun melihat tugas dan pekerjaan
keseluruhan secara langsung dan abstrak dan mengaitkanya dangan pekerjaan yang
lain.
5. manajer adalah penengah (manger are mediators)
Organisasi terdiri atas sekelompok sesorang dan sekelompok orang
mungkin saja tidak akur atau bertekar. Perselisihan yang terjadi pada suatu
organisasi dapat melemahkan moral dan produktifitas. Akhirnya mereka bisa menjadi
tidak senang atau mengacau. Dengan demikian, bawahan yang benar-benar mampu
akan mengambil keputusan untuk meninggalkan organisasi. Manakala terjadi
perselisihan diantara para bawahan, manajerlah yang menjadi penengah atas
perselisihan sehingga koontinewitas organisasi tidak mengalami gangguan.
6. manajer adalah politikus (manger are polition)
Manajer harus membangun hubungan dan menggunakan bujuk rayu serta
kompromi dalam mencapai tujuan organisasi, sebagaimana yang dilakukan oleh
politikus untuk menjalankan programnya.
7. manajer adalah diplomat (manager are diplomats)
Manajer dapat bertindak sebagai wakil resmi dari unit kerja atau
rapat-rapat organisasi. Manajer dapat mewakili organisasi secara keseluruhan,
juga mewakili suatu unitr tertentu dalam perurusan dengan kreditur, pelangan,
pemasok, kontaraktor, penjabat pemerintah dan individu organisasi lain.
8. manajer adalah lambang (manger are syombol)
Manajer menjelmakan atau melambangkan kesuksesan atau kegagalan
suatu organisasi, baik dihadapan para organisasi sendiri maupun dihadapan
pengamat luar.
9. manajer mengambil keputusan yang sulit ( manger make difficult
desition)
Hamper setiap organisasi tidak bisa lepas dari permasalahan dari
kehidupanya, misalnya masalah ketenaga kerjaan, financial, produksi, pemasaran
dan sebagainya. Manajer adalah orang yan dihadapan akan hadir dengaan sebagaian
menyelseikan permasalahan yang sulit dan pantang menyerah dalam lingkungan
keputusan meskipun dengan berbuat demikian, ia menjadi kuran g disukai.
G.R Terry (1976:56-57) mendiskripsikan pekerjaan manajer berdasarkan
fungsinya sebagai berikut
1. Perencanaan (Plaining)
Dalam fungsi perencanaan manajer memiliki pekerjaan sebagai berikut
L:
- Menetapkan, mendiskripsikan, dan menjelaskan tujuan
- Memprakirakan
- Menetapkan syarat dan dugaan tentang kinerja
- Menetapkan dan menjelaskan tugas untuk mencapai tujuan
- Menetapkan rencana penyelesaian
- Menetapkan kebijakan
- Merencanakan standar-standar dan metode penyelesaian
- Mengetahuai lebih dahulu permasalahan yang akan datang dan mungkin terjadi
2. Pengorganisasian (Organizing)
Dalam fungsi keorganisasian manajer memiliki deskripsi pekerjaan
sebagai berikut
·
Mendiskripsikan pekerjaan dalam
tugas pelaksanaan
·
Mengklasifikasikan tugas
pelaksanaan dalam pekerjaan oprasional
·
Mengumpulkan pekerjaan
operasional dalam kesatuan yang berhubungan dan dapat dikelola
·
Menetapkan syarat pekerjaan
·
Mengakaji dan menetapkan
individu pada pekerjaan yang tepat
·
Mendelegasuikan otoritas yang
tepat kepada masing-masing manajemen
·
Memberikan fasilitas ketenagakerjaan
dan sumber daya lainya
·
Menyesuaiakn organisasi
ditinjau dari sudut hasil pnilaian
3. penggerakan (Actuating)
Dalam fungsi penggerakan, manajer memilki diskripsi pekerjaan
sebagai berikut
- Memberi tahu dan menjelaskan \kepada para bawahan
- Mengelola dan mengajak para bawahan untuk bekerja semaksimal mungkin
- Pemimpin bawahan untuk mencapai standar orasional (pelaksanaan)
- Mengemnbangan bawaan guna merealisasikan kemungkinan sepenuhnya
- Memberikan orang hak untuk mendengarkan
- Memuji dan memberi sanksi secara adil
- Memberi hadiah melalui penghargaan dan pembayaran untuk pekerjaanya diselesaiakan dengan baik.
4. Pengendalian (Controling)
Dalam fungsi pengendalian, manajer meimilki pekerjaan sebagai
berikut :
·
Membandingkan hasil pada
rencana pada umumnya
·
Menilai hasil dengan standar
pelaksanaan
·
Menciptakan alat yang efektif
untuk mengukur pelaksanaan
·
Memberitahukan alat pengukur
·
Memudahkan data yang
detail
F. KETRAMPILAN DAN PERAN MANAJER
Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980: 67) mengemukakan bahwa
terdapat tiga bidang ketrampilan yang penting untuk melaksankaan proses
manajemen bagi seorang manjer. Bidang ktrampilan yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. kterampilan teknis (Tecnikal skill)
Yaitu kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, metode, prosedur,
teknik, dan akal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas spesifik yang
diperoleh lewat pengalaman, pendidikan, dan pelatihan. Manajer membutuhkan
ktrampilan teknis yang cukup untuk menjalankan alat dari suatu pekerjaan
tertentu yang menjadi tanggung jawabnya.
2. Ketrampilan manusiawi (human skill)
Yaitu kemampuan dan pertimbangan
yank diusahakan bersama orang
lain, termasuk pemahaman mengenai
motivasi dan aplikasi tentang kepemimpinan yang efektif. Manajer cukup memiliki
ketrampilan hubungan mamnusiawi agar dapat bekerja dengan para bawahan dalam
organisasi dan mengelola kelompoknya sendiri
3. Ketrampilan konseptual (conceptual skill)
Yaitu kemampuan memahami kompleksitas keseluruhan organisasi tempat
seseorang beradaptasi dalam oprasi. Pengetahuan tersebut membenarkan sesorang
untuk bertindak sesuai dengan tujuan keseluruhan organisasi, dari pada hanya
dijadikan dasar tujuan umum dan kebutuhan kelompok yang mendesak.
Dalam suatu organisasi manajer harus mampu melaksanakan peran
diantaranya yaitu :
1. Peran antar pribadi manajer
(The Manger’s interpersonal
roles)
Dalam peran antar pribadi, manajer harus bertindak sebagai tokoh,
sebagai pemimpin dan sebagai penghubung agar organisasi yang dikelolanya
berjalan denga lancer. Sebagai tokoh manajer sering kali berperan sebagai
seorang tokih dengan melakukan tugas seriminial, seperti menyambut tamu,
menghadiri pesta perkawinan bawahan, meghindari undangan dan sebagainya.
2. Peran informasional manajer (the manager informational roles)
Delam perang sebagai informasional dalam suatu organisasi manajer
bertindak sebagai pengumpul dan penyebar informasi. Dalam hal ini manajer harus
memainkan tiga peran yaitu peran pemantau, peran penyebar, dan juru bicara.
3. Peran mengambil keputusan manajer (the manager decisional roles)
Dalam peran ini manajer harus bertindak dalam empat peran yang
bertalian dengan pengambilan keputusan
yang dapat di ambil oleh manajer. Peran manajer yang dimaksudkan adalah peran
wirausaha, peran pereda gangguan, peran pengalikasian sumber daya dan peran
perunding.
3.1 KEPEMIMPINAN
Banyak ilmuan dan ahli penelitian perilaku telah memberikan batasan
mengenai kepemimpinan. Salah satu ilmuan dan ahli penelitian perilaku yang telah
memberikan batasan mengenai kepmimpianan yaitu Ralph M. Stogdill (1971).
Batasan yang diajukan adalah managerial leadership as the proses of directing
and infliucing the task related activites of group members. Kepemimpinan
manajeral sebagai proses pengarahan dan emmpengaruhi aktivitas yang
dihubungkan dengan tugas dari para
anggota kelompok.
Berdasarkan batasan diatas, terdapat tiga implikasi penting yang
perlu mendapat perhatian.
1. Kepemimpinan harus melibatkan orang lain atau bawahan. Karena kesanggupan
mereka untuk emnerima arahan dari manajer, para bawahan membantu menegaskan eksistensi
manajer dan memungkinkan proses kepemimpinan.
2. Kepemimpinan mencakup distribusi otoritas yang tidak mungkin
seimbang diantara manajer dan bawahan. Manajer memiliki otoritas untuk
mengarahjkan beberapa aktifitas bawahan yang tidka mungkin dengan cara yang
sama mengarahkan aktifitas manajer.
3. Disamping secara legal mampu memberikan para bawahan berupa
perintah atau pengarahan, manajer juga dapat mmepengaruhi bawahan dengan berbagai sifat kepemimpinanya.
B KUALIFIKASI SEORANG PEMIMPIN
Seseorang yang memiliki posisi manajer, seperti yang telah
dideskripsikan pada terdahulu tidak selalu sekaligus menjadi pemimpin. Kualitas
yang harus dimilki oleh manajer dalam setiap system sering kali berbeda dengan
system lain. Oleh Karena itu, sangat sulit untuk menetapakan kualifikasi
seorang pemimpin yang berlaku dalam segala zaman dan keadaan.
Chaster I. Bernad (1968)
berpendapat bahwa kepemimpinan memiliki dua aspek. Pertama adalah kelebihan
individual teknik kepemimpinan. Seorang yang memilki kondisi fisik yang baik,
memilki ketrampilan yang tinggi menguasai teknologi, memilki persepsi yang
tepat, memilki pengetahuan yang luas, memiliki ingatan yang baik, serta imajenasi
yang meyakinkan akan mampu memimpin bawahan. Kedua adalah keunggulan pribadi
dalam hal ketegasan, keuletan, kesadaran, dan keberhasilan.
Berbeda dengan Benard, Hersey dan Blancard mengklasifikasikan
keahlian yang diperlukan bagi seorang manajer manjadi tiga tingkat berikut ini
:
1. mengerti prilaku masa lampau (Understanding Past Behavior)
Yang utama manajer harrus mengerti mengapa orang berprilaku
sebagaimana yang mereka lakukan.
2. memprediksi prilaku masa depan (Prediciting Future Behavior) yang
pada dasarnya memahami prilaku masa lampau saja tidak cukup. Mungkin lebih
penting adalah mampu memprediksi apakah
yang akan mereka lakukan sekarang, besok, minggu depan, dan seterusnya pada
kondisi lingkungan yang dinamis.
3. Pengarahan, Perubahan, dan Pengendalian Prilaku (Direction,
Changing, and Controling Behavior).
Terlepas dari dua pendapat di atas pada esensinya kualifikasi
kepemimpinan yang memungkinkan seorang manajer maminkan peranya dalam menopang
kondisi yang ada meliputi hal-hal berikut
1. watak dan kpribadian yang terpuji
Agar para bawahan maupun orang yang berada di luar organisasi
mempercayainya, sesorang manajer harus memilki watak dan kpribadian yang
terpuj, manajer adalah cermin bawahan.
2.Prakarsa yang Tinggi
Seorang pmimpin hendaknya seorang self starte memiliki inisiatif
sendiri. Ia mengajukan gagasan dan bersedia menanggung resiko kegagalan
bersamaan dengan adanya kesempatan untuk memperoleh keberhasilan.
3. Hasrat melayani bawahan
Seorang harus percaya bawahan, mendengarkan pendapat mereka,
berkeinginan membantu, serta menimbulkan dan menggabungkan ketrampilan agar
karier mereka meningkat.
4. Sadar dan paham kondisi lingkungan
Seorang manajer tidak hanya menyadari mengenai apa yang sedang
terjadi di sekitarnya, tetapi juga harus memiliki penmgertian yang memadai
sehingga dapat mengevaluasi perbedaan kondisi lingkungan tersebut untuk
kepentingan organisasi dan para bawahanya.
5. Intelgensi yang tinggi
Seorang manajer harus memilki kemampuan berpikir pada taraf yang
tinggi ia dituntut untuk mampu menganalisis permasalahan dengan efektif,
belajar dengan capat, dan memiliki minat yang tinggi untuk mendiami dan
menggali suatu ilmu pengetahuan.
6. Berorentasi ke masa depan
Seorang pemimpin harus memiliki intuisi, kemampuan memprediksi, dan
visi
MENEJEMEN KEPIMIMPINAN
Pengertian kepimimpinan
Menurut Stoner kepimimpinan adalah suatu proses pengarahan dan
pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling
berhubungan tegas.
Ada tiga implikasi penting dari definisi tersebut :
- kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau pengikut kesediaan mereka menerima pengarahaan dari pemimpin dan bawahan menentukan kedudukan seorang pemimpin. Tanpa bawahan semua kualitas kepemimpinan seorang menjadi tidak relevan.
- kepemimpinan menyangkut suatu diskripsi kekuasaan yang tidak sama diantara pemimpin dan anggota kelompok.
- seorang pemimpin tidak hanya dapat memerintah bawahan apa yang harus dilakukan tetapi juga dapat mempengaruhi bagaimana bawahan melaksanakan perintahnya.
KEPEMIMPINAN DALAM
ORGANISASI
Teori Kemunculan Pemimpinan
Di dalam menjelaskan asal kemunculan jadi seorang pemimpin terdapat
tiga teori yaitu teori genesis, teori social, teori ekologis.
Di dalam teori Ganesis dinyatakn bahwa pemimpin itu tidak disebut
akan tetapi sejak lahir mempunyai bakat-bakat untik menjadi pemimpin walaupun
dalam situasi kondisi yang bagaimanapun juga. Secara filosofis teori ini
menganut pandangan diterminasi.
Pada teori social yang merupakan lawan dari teori genesis
menyebutkan bahwa pemimpin itu harus disispakan dididik dan dibentuk, tidak
terlahirkan begiu saja. setiap orang dapat menjadi pemimpin melalui usaha
penyiapan dan pendidikan, serta didorong oleh kemauan sendiri.
Sedangkan teori ekologis / sintesis menyatakan bahwa seseorang akan
sukses menjadi pimpinan, bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat
kepemimpinan, dan bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha
pendidikan, juga sesuai dengan tuntutan lingkungan atau ekologisnya.
Sifat dan Ciri Kepemimpinan
Penyelidikan mengenai kepemimpinan di tahun-tahun 30 dan 40-an di
arahkan pada cirri fisik, missal : tinggi badan, wajah, stamina, kepribadianya,
moral, harga diri, kekuasaan, prakarsa dan lain-lain. Hasil dari penyelidikan tersbut
belum dapat menjawab pertanyaan keefektivitas seorang pemimpin tidak di
tentukan oleh ciri-ciri dan sifat yang di miliki. Dalam penelitian selanjutnya
ditemukan suatu bukti bahwa kepemimpinan yang efektif cenderung mempunyai
kelebihan dibidang kecerdasan, kelancaran berbahasa, rasa percaya diri sendir,
prakarsa, dorongan prestasi dan ambisi kekuasaan. Bagaimanapun juga hubungan
antara cirri-ciri tersebut keefektivitasan pengelolaan masih kabur.
Keith Davis menggolongkan 4 ciri utama yang mempunyai pengaruh
terhadap kesuksesan kepemimpinan dalam organisasi :
1. Kecerdasan (Intelegensi)
Penelitian menujukan bahwa seorang pemimpin mempunyai tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi daripada karyawannya, tetapi tidak sangat berbeda.
2. Kedewasaan Sosial dan Hubungan Sosial yang Lias
Pemimpinan cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau
matang, serta mempunyai kegiatan-kegiatan dan perhatian yang luas.
3.Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Pemimpin secara relative mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi
yang tinggi, merka berkeja keras lebih untuk nilai intrinsic daripada
ektrinsik.
4. Sikap-sikap hubungan manusia
Seorang pemimpin yang sukses dan mengakui harga diri dan martabat
bawahanya, mempunyai perhatian yang tinggi dan berorentasi kepada karyawan.
Prilaku Pemimpin
Pemimpin efektif mempunyai sifat peka terhadap bermacam-macam iklim
psikis dari bawahanya. Selain itu seorang yang menyadari kelemahan dan
kekuiarangan yang ada pada dirinya dan tidak mencoba untuk menyembunyikan
kelemahan tersebuit. Namun demekian dia mempunyai kecerdasan dan ketangkasan di
dalam menangkap aspek-aspek teknis dan tugasnya dan mau menempatkan orang lain
yang cangkap untuk mengisi kelemahannya. Seorang pemimpin yang efesien mampu
menghadapi setiap permasalahan dengan sikap lebih terbuka dan tidak di penuhi
dengan ide-ide yang sempit.
Ada yang mempunyai pendapat, bahwa seorang pemimpin yang baik pada
saatnya harus dapat menampilkan sikap rendah hati, tidak sombong dan bersedia mendengarkan
suara serta keinginan dari pengikutnya secara peka. Pemimpin yang baik juga
harus bersikap adil dan bijaksana agar bawahan rela berpartisipasi dalam setiap
kegiatan dalam iklim pesikologis yang menyenangkan.
Selain itu dia harus dapat menjadi pusat komunikasi, untuk
menyampaikan pikiran dan keinginanya, dangan tidak mengesampingkan
informasi-informasi dari lingkunganya. Dan yang terahir adalah bahwa dia harus
dapat berjasa sebagai pencari ide,. Artinya bahwa semua ide konstruksi yang di
terimanya patut di tanggapi dengan baik. Kemudian di renungkan dan
dipertimbangkan denghan bijaksana yang kemudian di implementasikan dalam
tindakan-tindakan nyata.
Pendekatan kedua ini mengenai prilaku kepimimpinan yang memusatkan
perhatianya pada GAYA
yang di gunakan seseorang dalam menghadapi bawahanya. Para peneliti
mengidentifikasikan dua gaya kepimimpinan yaitu
: gaya berorentasi pada tugas dan gaya yang berorentasi pada
karyawan. Pimpinan yang berorentasi pada tuagas akan selalu memberi pengarahan
dan melakukan pengawasan secara ketat kepada bawahan agar tugas yang di
laksanakan bawahan berhasil dengan baik. Jadi gaya kepimimpinan seperti ini lebih
mementingkan terlaksananya tugasdari pada perkembangan dan pertumbuhan bawahan.
Pimpinan mengawasi bawahan. Disini seorang pemimpin lebih pada membina hubungan
yang akrap penuh kepercayaan dengan anggota kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono Tri bambang, 1996. Manajemen Sumber Daya manusia. Jakarta :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar